Friday, January 11, 2019

SOP Pemberian Cairan Intravena






Pemberian Cairan Intravena
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/5
PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR


Tanggal Terbit


17 oktober 2018
Ditetapkan Oleh
Ketua STIKES Karya Husada Semarang


Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep, Sp.Kom
PENGERTIAN
Pemberian cairan intravena adalah tindakan member cairan intravena melalui akses vena yang telah dibuat
TUJUAN
Member dan mempertahankan terapi cairan intravena.
KEBIJAKAN

PETUGAS
Noor Putri Elliya (1803064)
PERALATAN
1.      Cairan intravena sesuai kebutuhan.
2.      Jarum atau kateter untuk pungsi vena yang sesuai.
3.      Set infus.
4.      Kapas alcohol.
5.      Torniket.
6.      Sarung tangan bersih sekali pakai.
7.      Perlak pengalas.
8.      Papan tangan untuk klien anak-anak jika perlu.
9.      Bengkok.
10.  Kasa berukuran 2x2 cm dan salep povidone iodine, atau cairan povidone iodine untuk balutan transparan.
11.  Plster yang telah dipotong sesuai kebutuhan dan siap digunakan.
12.  Handuk untuk diletakkan di bawah tangan klien jika perlu.
13.  Tiang intravena

PROSEDUR
PELAKSANAAN
A.    Tahap Orientasi
1.      Mengucapkan salam & perkenalan
2.      Cek identitas keselamatan pasien
3.      Menjelaskan tujuan
4.      Menjelaskan prosedur
5.      Menanyakan kesiapan pasien
B.     Fase Kerja
1.      Cuci tangan
2.      Atur peralatan yang diperlukan di samping tempat tidur klien
3.      Buka kemasan cairan intravena steril menggunakan teknik aseptic
4.      Gunakan prinsip “12 benar” pemberian obat untuk memastikan ketepatan cairan yang akan diberikan. Pastikan aditif yang diresepkan, seperti kalium dan vitamin, telah disiapkan. Periksa cairan dan zat aditif untuk warna, kejernihan, dan tanggal kadaluarsa.
5.      Buka set infuse dan pertahankan sterilitas pada kedua ujung selang.
6.      Geres klem ingga mencapai sekitar 2-5 cm di bawah bilik tetes, kemudian tutup klem.
7.      Lepaskan tutup botol cairan intravena, atau lapisan plastic yang menutup porta selang intravena pada kantong cairan intravena.
8.      Bersihkan karet penyumbat botol atau kantong cairan intravena menggunakan kapas alcohol, kemudian tusukkan set infuse kedalamnya.
9.      Tekan bilik tetes, kemudian lepaskan untuk mengisinya dengan cairan intravena. Biarkan bilik tetes terisi hingga 1/3-1/2.
10.  Lepaskan pelindung jarum dan buka klem agar cairan bisa mengalir melalui selang ke adaptor jarum. Tutup kembali klem dan pasang pelindung jarum setelah slang terisi cairan.
11.  Pastikan slang bebas dari udara dan gelembung udara dengan membiarkan cairan mengalir melalui slang hingga gelembung udara keluar.
12.  Pilih jarum intravena yang sesuai atau over the needle catheter (ONC).
13.  Pilih lokasi vena yang akan digunakan.
14.  Jika terdapat banyak rambut pada lokasi penusukan, lakukan pengguntingan.
15.  Pasang torniket sekitar 10-12 cm diatas lokasi penusukan. Torniket seharusnya menyumbat aliran vena, bukan arteri. Periksa adanya nadi distal.
16.  Kenakan sarung tangan sekali pakai. Pelindung mata dan masker dapat digunakan jika perlu.
17.  Letakkan adaptor jarum set infuse dekat dengan kasa steril atau handuk.
18.  Dilatasi atau lebarkan vena dengan cara:
a.       Menggosok ekstremitas vena yang akan menjadi lokasi pungsi dari distal ke proksimal.
b.      Mengepalkan dan membuka kepalan tangan klien.
c.       Menepuk vena klien secara perlahan menggunakan kompres hangat pada ekstremitas, misalnya dengan waslap hangat.
19.  Bersihkan lokasi insersi dengan gerakan sirkular yang tegas menggunakan kapas alcohol. Hindari menyentuh lokasi yang telah dibersihkan dan biarkan lokasi tersebut mongering.
20.  Lakukan pungsi vena. Viksasi vena dengan menekan ibu jari anda pada vena klien, kemudian menariknya kea rah yang berlawanan dengan arah pungsi sejauh 5-7,5 cm. jika menggunakan jarum kupu-kupu, pegang jarum atau ONC pada sudur 200-300 dengan bevel menghadap ke atas dan sedikit ke atas distal dari tempat actual pungsi vena. Lakukan jarum palalel terhadap vena.
21.  Perhatikan keluarnya darah melalui slang jarum kupu-kupu atau bilik flashback ONC, yang menandakan bahwa jarum telah memasuki vena. Masukkan jarum atau ONC hingga bagian tengah kemudian dorong kateter hingga hub melekat pada lokasi pungsi vena. Dorong kateter ONC 0,6 cm kedalam vena, kemudian lepaskan stilet. Jangan pernak memasukkan kembali stilet setelah di lepaskan.
22.  Tahan kateter dengan satu tangan dan lepaskan torniket hubungkan adaptor jarum set infuse ke hub dan ONC. Jangan menyentuh adaptor jarum.
23.  Buka klem untuk memulai infuse pada kecepatan yang sesuai untuk mempertahankan kepatenan aliran IV. Tindakan ini tidak diperlukan pada heparin LOCK.
24.  Fiksasi kateter. Prosedur dapat berbeda. Periksa kebijakan institusi.
a.       Pasang plester kecil (1,25 cm) di bawah kateter dengan sisi yang berperekat menghadap ke atas, kemudian silangkan plester di atas kateter.
b.      Jika menggunakan balutan kasa, oleskan salep povidone iodine di tempat pungsi vena. Jika menggunakan balutan transparan, oleskan povidone iodine pada lokasi pungsi vena. Biarkan cairan mongering.
c.       Pasang plester kedua tepat menyilang hub kateter.
d.      Letakkan bantalan kasa berukuran 2x2 cm pada lokasi insersi kateter, kemudian fiksasi plester 2,5 cm tau pasang balutan transparan. Jangan menutup ubungan antara slang IV dan hub kateter.
e.       Letakkan lengkungan slang infuse pada balutan menggunakan plester 2,5 cm.
f.       Untuk pemberian cairan IV, atur kecepatan aliran hingga jumlah tetesan yang tepat per menit.
g.      Untuk heparin lock,bilas dengan normal salin kosong atau normal salin bercampur heparin steril 1-3 ml (10-100 U/ml).
h.      Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infuse serta ukuran jarum yang digunakan pada balutan.
25.  Lepaskan sarung tangan, rapikan peralatan, dan cuci tangan.
26.  Dokumentasikan dalam catatan perawatan mengenai jenis cairan yang diberikan, letak insersi, kecepatan aliran, ukuran dan jenis kateter atau jarum, waktu infuse dipasang, dan toleransi klien terhadap prosedur. Mungkin digunakan lembar kerja terapi khusus parenteral.
C.     Fase Terminasi
1.      Melakukan evaluasi
2.      Menyampaikan rencana tindak lanjut
3.      Mencuci tangan
4.      berpamitan
D.    Penampilan Selama Tindakan
1.      Melakukan komunikasi terapeutik
2.      Melakukan tindakan dengan aman
3.      Tindakan dilakukan secara sistematis


No comments:

Post a Comment