Saturday, December 15, 2018

Kebutuhan Gizi Individu dan Penilaian Status Gizi,


MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1





Di Susun Oleh:
Noor Putri Elliya
NIM:
1803064
Program Studi:
S1 Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG

2018




Kebutuhan Gizi Individu

A.    Kebutuhan Gizi
1.      Pengertian Kebutuhan Gizi
      Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient Requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang/individu agar dapat hidup sehat, diantaranya untuk mempertahankan hidup, melakukan kegiatan internal/eksternal, menunjang pertumbuhan, melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, basal metabolisme, pernapasan dan evaporasi, serta pencernaan dan eksresi. Angka Kebutuhan Gizi dipengaruhi oleh variasi kebutuhan tinggi atau rendah, antara lain faktor genetika, sementara itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi kebutuhan individu dan cadangan zat gizi dalam tubuh.

2.      Faktor Pengaruh dan Angka kebutuhan Gizi
      Kebutuhan pangan dan gizi berbeda-beda antar individu, karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagi berikut:
a.       Tahap perkembangan, meliputi kehidupan sebelum lahir, sewaktu bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia.
b.      Factor fisiologi tubuh, misalnya kehamilan.
c.       Keadaan sakit dan dalam penyembuhan. Seseorang yang menderita penyakit disertai denag demam membutuhkan lebih banyak protei. Pada masa ini akan banyak kehilangan nitrogen yang diperoleh dari perombakan protein.
d.      Aktivitas fisik yang tinggi makin bayak memerlukan energy.Pengukuran kebutuhan energy didasarkan pada pengeluaran energy dengan komponen utama angka metabolism basar (BMR) dan kegiatan fisik sesuai dengan tingkatannya (ringan,sedang, berat) pada masing-masing jenis kelamin.
e.       Ukuran tubuh ( berat dan tinggi badan ). Pada jenis kegiatan yang sama, orang yang besar menggunakan lebih banyak energy dari pada yang kecil.
B.     Dasar Penentuan Kebutuhan Gizi
1.      Standar Kecukupan Gizi
      Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu: Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, dan Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
a.       Kecukupan Kalori (Energi)
            Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis, senergi panas dan energi listrik.
                                                                                               
Energi dalam tubuh digunakan untuk:
1)      Melakukan pekerjaan eksternal.
2)      Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh.
3)      Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa baru.

Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energi yang dihasilkan makanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1)      Langsung
      Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan dengan menggunakan alat yang disebut bomb calorimeter. Dengan menggunakan alat tersebut akan dapat ditentukan atau diukur sejumlah kalori (untuk energi) yang dihasilkan zat makanan. Satu kalori adalah merupakan banyaknya panas yang digunakan untuk menaikan suhu 1 liter air sebanyak 1oC.

2)      Tidak Langsung
      Pengukuran atau penentuan banyaknya energi yang dihasilkan oleh makanan atau bahan makanan melalui suatu penguraian kimiawi (analisa), dengan pertama- tama di tentukan terlebih dahulu karbonhidratya, lemak dan protein.





Penentuan kebutuhan kecukupan Energi
        Cara-cara menentukan kebutuhan energi (kalori): Teori RBW (teori berat badan relatif)
RBW = BB (Kg)/ TB (cm)-100X100 %
Keterangan:
BB = Berat badan
TB = Tinggi badan
Dimana dengan ketentuan:
a)        Kurus jika RBW < 90%
b)        Normal jika RBW = 90-100%
c)        Gemuk jika RBW > 110% atau < 120%
d)       Obesitas ringan RBW 120-130%
e)        Obesitas sedang RBW 130-140%
f)         Obesitas berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori (energi) per hari:
a)      Orang kurus BB x 40-60 kalori
b)      Orang normal BB x 30 kalori
c)      Orang gemuk BB x 20 kalori
d)     Orang obesitas (10-15) kalori

        Kalori di atas harus ditambah dengan kalori untuk kegiatan pregnansi dan laktasi. Kalori untuk orang hamil ditambah 100 kalori (tri semester I), ditambah 200 kalori (tri semester II), ditambah 300 kalori (tri semester III). Bagi yang menyusui / laktasi ditambah 400 kalori per hari.kelemahanya bila menggunakan teori RBW adalah jenis kelamin dan umur tidak di akomodasikan.

b.      Kecukupan Protein
            Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu sama yang lain saling mempengaruhi. Bayaknya protein dalam tubuh didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
1)      Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal) di mana apabila jumlah kebutuhan ini tidak dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan tercapai.

2)      Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi, stress dan sebagainya.

            Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi melalu air seni, kotoran (feses) dan kulit. Dari penelitian-penelitian diperoleh suatu formula yang di kenal dengan cara factorial (factorial method) untuk memperoleh angka kebutuhan protein sebagai berikut:
R = (U + F b S + G) x 1,1
Keterangan:
R          : Kebutuhan nitrogen per kg berat badan sehari.
Ub           : Kehilangan nitrogen basl melalui air seni per kg berat badan sehari.
Fb            : Kehilangan nitrogen basal melalui kotoran per kg sehari.
S          Kehilangan nitrogen melalui kulit per kg berat badan sehari.
G         : Kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan per kg sehari.
1,1       : tambahan 10 % untuk safety margin.

c.       Kecukupan Vitamin
            Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon vitamin (Precussor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.

d.      Kecukupan Mineral
            Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements). Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.
Penilaian Status Gizi individu


A.    Penilaian Status Gizi
1.      Pengertian Penilaian Status Gizi
        Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia.
        Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebihSedangkan status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Contoh: Gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

2.      Metode Penilaian Status Gizi
        Penilaian status gizi ada 2 macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung ( Supariasa. IDN, 2002: 18).

a.         Penilaian Status Gizi secara Langsung
            Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu:
1)      Antropometri
      Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
      Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.



      Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu:
a)      Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
b)      Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
c)      Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
d)     Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
e)      Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT =  Berat Badan (kg) / (Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)­)
Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8.

Batas ambang IMT untuk Indonesia, adalah sebagai berikut:
i)        IMT < 17,0           : keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat. 
ii)      IMT 17,0-18,4      : keadaan orang tersebut disebut kurus dengan Kekurangan Berat Badan tingkat ringan atau KEK ringan. 
iii)    IMT 18,5-25,0      : keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
iv)    IMT 25,1-27,0      : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat ringan. 
v)      IMT > 27,0           : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat.
f)        Tebal Lemak Bawah Kulit Menurut Umur
g)      Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul

2)      Klinis
      Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
     
      Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.

3)      Biokimia
      Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.



4)      Biofisik
      Merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

b.        Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1)      Survei Konsumsi Makanan
      Survey konsumsi makanan merupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Penggunaannya dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi

2)      Statistik Vital
      Statistic vital adalah pengukuran status gizi dengan menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3)      Faktor Ekologi
      Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Penggunannya untuk mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.









Daftar Pustaka

Pratiwi, Rozanisya. IDK 5 Ilmu Gizi Konsep Dasar- dasar. 18 September 2011. http://rozanisyapratiwi.blogspot.com/2011/09/idk-5ilmu-gizikonsep-dasardasar.html?m=1
Dr.Suparyanto. Konsep Status Gizi. 3 Mei 2011. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/05/konsep-status-gizi.html?m=1
Ilmi, Nurul. Penilaian Status Gizi. 7 Febuari 2015. http://nurulilmirh.blogspot.com/2015/02/penilaian-status-gizi.html?m=1
http://izzatulmuslimahd3-a.blogspot.com/


No comments:

Post a Comment