MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1
Di Susun Oleh:
Noor Putri Elliya
NIM:
1803064
Program Studi:
S1 Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
Kebutuhan
Gizi Individu
A. Kebutuhan
Gizi
1. Pengertian
Kebutuhan Gizi
Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient
Requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan
seseorang/individu agar dapat hidup sehat, diantaranya untuk mempertahankan
hidup, melakukan kegiatan internal/eksternal, menunjang pertumbuhan, melakukan
aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, basal metabolisme, pernapasan dan
evaporasi, serta pencernaan dan eksresi. Angka Kebutuhan Gizi dipengaruhi oleh
variasi kebutuhan tinggi atau rendah, antara lain faktor genetika, sementara
itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi kebutuhan individu dan cadangan zat
gizi dalam tubuh.
2. Faktor Pengaruh dan Angka
kebutuhan Gizi
Kebutuhan pangan dan gizi berbeda-beda antar individu,
karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagi berikut:
a.
Tahap perkembangan, meliputi kehidupan sebelum lahir, sewaktu bayi, masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia.
b. Factor fisiologi tubuh,
misalnya kehamilan.
c. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan. Seseorang yang menderita penyakit disertai denag
demam membutuhkan lebih banyak protei. Pada masa ini akan banyak kehilangan
nitrogen yang diperoleh dari perombakan protein.
d. Aktivitas fisik yang tinggi makin bayak memerlukan
energy.Pengukuran kebutuhan energy didasarkan pada pengeluaran
energy dengan komponen utama angka metabolism basar (BMR) dan kegiatan fisik
sesuai dengan tingkatannya (ringan,sedang, berat) pada masing-masing jenis
kelamin.
e. Ukuran tubuh ( berat dan tinggi badan ). Pada jenis kegiatan yang sama, orang yang besar
menggunakan lebih banyak energy dari pada yang kecil.
B. Dasar
Penentuan Kebutuhan Gizi
1. Standar
Kecukupan Gizi
Standart kecukupan gizi secara ukuran
dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu: Ukuran
makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, dan Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin
dan mineral.
a. Kecukupan Kalori (Energi)
Energi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh memperoleh energi dari makanan yang
dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat
diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan
proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis, senergi panas dan
energi listrik.
Energi
dalam tubuh digunakan untuk:
1) Melakukan pekerjaan
eksternal.
2) Melakukan pekerjaan
internal dan untuk mereka yang masih tumbuh.
3) Keperluan pertumbuhan, yaitu
untuk senyawa-senyawa baru.
Untuk
mengukur atau menentukan banyaknya energi yang dihasilkan makanan dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi
yang dihasilkan oleh makanan dengan menggunakan alat yang disebut bomb
calorimeter. Dengan menggunakan alat tersebut akan dapat ditentukan atau diukur
sejumlah kalori (untuk energi) yang dihasilkan zat makanan. Satu kalori adalah
merupakan banyaknya panas yang digunakan untuk menaikan suhu 1 liter air
sebanyak 1oC.
2) Tidak Langsung
Pengukuran atau penentuan banyaknya energi
yang dihasilkan oleh makanan atau bahan makanan melalui suatu penguraian
kimiawi (analisa), dengan pertama- tama di tentukan terlebih dahulu
karbonhidratya, lemak dan protein.
Penentuan
kebutuhan kecukupan Energi
Cara-cara menentukan kebutuhan energi
(kalori): Teori RBW (teori berat badan relatif)
RBW = BB (Kg)/ TB (cm)-100X100
%
Keterangan:
BB
= Berat badan
TB
= Tinggi badan
Dimana dengan ketentuan:
a)
Kurus
jika RBW < 90%
b)
Normal
jika RBW = 90-100%
c)
Gemuk
jika RBW > 110% atau < 120%
d) Obesitas ringan RBW
120-130%
e)
Obesitas
sedang RBW 130-140%
f)
Obesitas
berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori (energi)
per hari:
a) Orang kurus BB x 40-60
kalori
b) Orang normal BB x 30 kalori
c) Orang gemuk BB x 20 kalori
d) Orang obesitas (10-15)
kalori
Kalori di atas harus
ditambah dengan kalori untuk kegiatan pregnansi dan laktasi. Kalori untuk orang
hamil ditambah 100 kalori (tri semester I), ditambah 200 kalori (tri semester
II), ditambah 300 kalori (tri semester III). Bagi yang menyusui / laktasi
ditambah 400 kalori per hari.kelemahanya bila menggunakan teori RBW adalah
jenis kelamin dan umur tidak di akomodasikan.
b. Kecukupan Protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai
zat gizi yang satu sama yang lain saling mempengaruhi. Bayaknya protein dalam
tubuh didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
1) Untuk memenuhi kebutuhan
basal (minimal) di mana apabila jumlah kebutuhan ini tidak dipengaruhi maka
kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan tercapai.
2) Sejumlah tambahan untuk
mengimbangi adanya kerusakan infeksi, stress dan sebagainya.
Tubuh
kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang
terjadi melalu air seni, kotoran (feses) dan kulit. Dari penelitian-penelitian
diperoleh suatu formula yang di kenal dengan cara factorial (factorial
method) untuk memperoleh angka kebutuhan protein sebagai berikut:
R = (U b +
F b S + G) x 1,1
Keterangan:
R : Kebutuhan nitrogen per kg berat
badan sehari.
Ub : Kehilangan nitrogen
basl melalui air seni per kg berat badan sehari.
Fb : Kehilangan nitrogen basal
melalui kotoran per kg sehari.
S : Kehilangan nitrogen melalui
kulit per kg berat badan sehari.
G : Kebutuhan nitrogen
untuk pertumbuhan per kg sehari.
1,1 : tambahan 10 %
untuk safety margin.
c. Kecukupan Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul
organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan
pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia
dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan
pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam bahan
pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbetuk
provitamin atau calon vitamin (Precussor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi
vitamin yang aktif.
d. Kecukupan Mineral
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu
golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan
mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada
bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas,
kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin
dan mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium,
Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari
unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai
cairan tubuh. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut
unsur-unsur runut (trace elements). Ini termasuk tembaga, moblibzenum,
kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.
Penilaian Status Gizi individu
A. Penilaian Status Gizi
1. Pengertian Penilaian Status
Gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan
dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan
tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang
dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian
status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia.
Penilaian
status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu
yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih. Sedangkan status gizi adalah keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi)
dalam bentuk variabel tertentu. Contoh: Gondok endemik merupakan keadaaan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
2. Metode Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi ada 2
macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi
secara tidak langsung ( Supariasa. IDN, 2002: 18).
a.
Penilaian
Status Gizi secara Langsung
Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu:
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran
tubuh manusia, ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Parameter antropometri merupakan dasar
dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks
antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu:
a) Berat Badan Menurut Umur
(BB/U)
b) Tinggi Badan Menurut Umur
(TB/U)
c) Berat badan Menurut Tinggi
Badan (BB/TB)
d) Lingkar Lengan Atas Menurut
Umur (LLA/U)
e) Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT
= Berat Badan (kg) / (Tinggi badan (m) x
Tinggi Badan (m))
Batas
ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8.
Batas ambang IMT untuk
Indonesia, adalah sebagai berikut:
i)
IMT
< 17,0 : keadaan orang
tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi
Kronis (KEK) berat.
ii) IMT 17,0-18,4 : keadaan orang tersebut disebut kurus
dengan Kekurangan Berat Badan tingkat ringan atau KEK ringan.
iii) IMT 18,5-25,0 : keadaan orang tersebut termasuk kategori
normal.
iv) IMT 25,1-27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk
dengan kelebihan berat badan tingkat ringan.
v) IMT > 27,0 : keadaan orang tersebut disebut
gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat.
f) Tebal Lemak Bawah Kulit Menurut Umur
g) Rasio Lingkar Pinggang
dengan Pinggul
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang
sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut,
dan organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei
klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat
tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia
adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah
lagi.
4) Biofisik
Merupakan metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja endemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
b.
Penilaian
Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian
status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Survei Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan merupakan metode
penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi. Penggunaannya dapat memberikan gambaran tentang konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi
2) Statistik Vital
Statistic vital adalah pengukuran status
gizi dengan menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.
3) Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Penggunannya untuk mengetahui penyebab
malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi
gizi.
Daftar Pustaka
Pratiwi,
Rozanisya. IDK 5 Ilmu Gizi Konsep Dasar-
dasar. 18 September 2011. http://rozanisyapratiwi.blogspot.com/2011/09/idk-5ilmu-gizikonsep-dasardasar.html?m=1
Dr.Suparyanto. Konsep Status Gizi. 3 Mei 2011. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/05/konsep-status-gizi.html?m=1
Ilmi,
Nurul. Penilaian Status Gizi. 7
Febuari 2015. http://nurulilmirh.blogspot.com/2015/02/penilaian-status-gizi.html?m=1
http://izzatulmuslimahd3-a.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment