Thursday, July 15, 2021

SAP PERAWATAN BAYI BARU LAHIR (TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN TALI PUSAT)


SAP PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

(TEKNIK MENYUSUI DAN PERAWATAN TALI PUSAT)

         

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik                           : Perawatan Bayi Baru Lahir

Subtopik                      : Perawatan Tali Pusat Sehari – hari dan Teknik Menyusui

Sasaran                        : Ibu Hamil

Jumlah sasaran            : 10 orang

Hari/tanggal                : Selasa, 12 Mei 2020

Waktu                         : 30 menit

Tempat                        : RSUD Husada Semarang

 

A.    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

1.      Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang perawatan tali pusat sehari – hari yang baik dan benar.

2.      Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan peserta dapat mengerti dan mampu menjelaskan kembali tentang teknik menyusui yang baik dan benar

 

B.     MATERI

Terlampir

1.      Perawatan Tali Pusat

2.      Teknik Menyusui

 

C.     MEDIA

1.      Materi SAP

2.      PPT Penunjang materi penyuluhan

 

D.    METODE

1.      Ceramah,

2.      Tanya jawab, dan

3.      Diskusi

 

E.     KEGIATAN PENYULUHAN

NO

WAKTU

KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN IBU

1.

Pembukaan (5 menit)

a.       Mengucapkan salam

b.      Memperkenalkan diri

c.       Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan

a.       Menjawab salam

b.      Mendengarkan atau memperhatikan

2.

Inti/pemaparan materi (15 menit per materi)

1.      Perawatan Tali pusat

a.       Memberikan pengetahuan tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir yang baik dan benar

b.      Memeragakan dan melatih teknik perawatan tali pusat yang baik dan benar

c.       Menggali pengalaman peserta setelah dilakukan tindakan

2.      Teknin Menyusui

a.       Menjelaskan pengertian teknik menyusui yang benar

b.      Menjelaskan posisi dan perlekatan menyusui

c.       Menjelaskan persiapan memperlancar ASI

d.      Menjelaskan langkah-langkah menyusui

e.       Menjelaskan cara pengamatan teknik menyusui

f.        Lama dan frekuensi menyusui

a.       Mendengarkan

b.      Memperhatikan

c.       Menceritakan pengalaman

d.      Berdiskusi

3.

Penutup

(10 menit)

a.       Tanya jawab

b.      Evaluasi

c.       Menyimpulkan hasil penyuluhan

d.      Menutup penyuluhan dengan salam dan ucapan terimakasih atas partisipasi

a.       Mengajukan pertanyaan

b.      Menjawab salam

 

F.      EVALUASI

Metode Evaluasi         : Diskusi dan Tanya Jawab

Jumlah soal                 : 7 soal

Jenis pertanyaan          :

1.      Perawatan Tali Pusat

a.       Apa yang di maksud dengan perawatan tali pusat?

b.      Apa tujuan dari perawatan tali pusat?

c.       Apa yang akan terjadi jika perawtan tali pusat kurang baik?

d.      Bagaimana Cara Perawatan Tali Pusat yang benar?

2.      Teknik Menyusui

a.       Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?

b.      Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik dan benar?

c.       Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik damn benar?

 

MATERI

PERAWATAN TALI PUSAT

 

A.    Pengertian Tali pusat

            Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus umbilikalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar 1-2 cm, tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjang normal kurang dari 40 cm. Tali pusat merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan janin. Jadi tali pusat tidak hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang ada di plasenta yakni menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti urea dan gas karbondioksida. Lalu, akan dikembalikan ke peredaran darah ibu yang kemudian dieksresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012).

            Tali pusat adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu vena yang tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai Wharton’s jelly, yang ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa (kelanjutan dari amnion). Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrient untuk pertumbuhan dan menghilangkan produk sisa secara terus-menerus melalui tali pusat. Setelah lahir, tali pusat mengering dengan cepat, mengeras dan berubah warnanya menjadi hitam (suatu proses yang disebut gangren kering). Proses ini dibantu oleh paparan udara. Pembuluh umbilical tetap berfungsi selama beberapa hari, setelah resiko infeksi masih tetap tinggi sampai tali pusat terpisah (Trotter, 2010)

            Tali pusat terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian janin (vili korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan terbagi menjadi beberapa bagian (kotiledon). Permukaan fetal ditutupi dengan membran amniotik dan merupakan membran yang halus serta berwarna kelabu dengan tonjolan pembuluh darah sehingga tali pusat tidak hanya sebagai penyalur sumber makanan dan sebagai penyaring bagi janin (Sarwono, 2010)

            Jadi kesimpulnnya Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan.  Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.  Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.

 

B.     Pengertian Perawatan Tali Pusat

            Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat (Sodikin, 2009).

            Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi, alat dan bahan yang digunakan hanya kassa steril, air dan sabun. (Hidayat, 2009).

            Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dengan tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat (Sodikin,2012)

            Jadi kesimpulannya perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali pusat sampai tali pusat puput, dengan tujuan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas pemotongan tali pusat/ puput tali pusat.

 

 

C.    Tujuan perawatan tali pusat

Tujuan dari perawatan tali pusat menurut Sodikin (2009) ada empat, yaitu:

1.      Mencegah terjadinya infeksi.

2.      Mempercepat proses pengeringan tali pusat.

3.      Mempercepat terlepasnya tali pusat.

4.      Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir.

 

D.    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat

Menurut Sodikin (2009), yaitu:

1.      Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.

2.      Daerah tali pusat dan sekitarnya harus selalu dalam keadaan kering dan bersih

3.      Jangan mengoleskan alkohol atau betadine pada tali pusat karena akan menyebabkan tali pusat menjadi lembab.

4.      Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat.

5.      Lipatlah popok di bawah puntung tali pusat

6.      Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas kesehatan.

 

E.     Waktu Perawatan Tali Pusat Waktu untuk melakukan perawatan tali pusat

Menurut Sodikin (2009), yaitu:

1.      Sehabis mandi pagi atau sore.

2.      Sewaktu-waktu bila balutan tali pusat basah oleh air kencing atau kotoran bayi.

3.      Lakukan sampai tali pusat puput atau kering.

 

F.     Hal-Hal Yang Akan Terjadi Jika Perawatan Tali Pusat Kurang Baik

            Menurut Sodikin (2012), Perawatan tali pusat tidak steril akan mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu di tekankan untuk mengetahui tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat bayi mereka yang dapat disebabkan karena spora Clostridium tetani dan bakteri stapilokokus, streptokokus, atau bakteri gram negatife.  tanda dan gejala infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi tiba-tiba panas dan tidak mau menetek atau tidak dapat menyusu karena trismus (sebelumnya bayi menyusu seperti biasa), adanya mulut yang mencucu seperti mulut ikan (karpermond), mudah dan sering kejang disertai sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku, sampai opistotonus.

            Kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan tetanus bayi, yang ditandai dengan:

1.      Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, yang kemungkinan tapi pusat bernanah.

2.      Kesulitan menyusui

3.      Mulut tidak bisa dibuka

4.      Kejang-kejang bila disentuh, kena sinar atau mendengar suara keras

5.      Kadang demam (Iis Sinsin, 2008).

 

G.    Cara Perawatan Tali Pusat

            Menurut rekomendasi WHO, untuk perawatan sehari-hari tali pusat cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan perawatan antara perawatan tali pusat yang menggunakan alkohol pembesih dan dibalut kain steril. Ia menyimpulkan bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara alami lebih cepat dalam waktu pengeringan dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan alcohol.

            Penelitian lainnya yang dilakukan Kurniawati menyimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan menggunakan prinsip udara terbuka (tidak menutup tali pusat menggunakan kassa/pembalut), waktu yang dibutuhkan untuk mengering lebih cepat dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan Air Susu Ibu (ASI).

            Menurut Surat edaran tentang panduan ini, pertama kali dipublikasikan pada tahun 2004 dan sesuai dengan nasihat terbaru berdasarkan bukti yang ada (Trotter,2008b) memberitahukan perawatan tali pusat dengan menjagalah area sekitar tali pusat agar tetap bersih dan kering. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membiarkan daerah ini dan tidak memberikan apapun setelah mandi pertama kali dalam air bersih biasa, tepuk-tepuk agar kering dengan handuk bersih. Lipat kembali popok, pada setiap kali ganti, sampai tali pusat lepas (Trotter, 2010).

            Kesimpulannya Menurut saya, perawatan tali pusat yang baik yaitu tali pusat harus tetap bersih dan kering ditutup dengan kasa steril tanpa dibubuhi apapun, dan juga perlu diperhatikan adanya tanda-tanda infeksi seperti kemerahan tali pusat, berbau dan bernanah, serta suhu tubuh bayi meningkat.

 

Penatalaksanaan perawatan tali pusat

Peralatan Yang Dibutuhkan: 

1.      Air DTT berupa air hangat

2.      Kassa steril 

3.      1 set pakaian bayi

 

Prosedur Perawatan Tali Pusat: 

1.      Cuci tangan. 

2.      Dekatkan alat. 

3.      Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang sudah digelar. 

4.      Buka bedong bayi. 

5.      Lepas bungkus tali pusat. 

6.      Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih. 

7.      Bersihkan tali pusat, dengan cara:

a.       Pegang bagian ujung

b.      Bersihkan pangkal tali pusat menggunakan kasa steril yang sudah di basahi dengan air DTT atau hangat dari ujung melingkar ke batang

c.       Keringkan sisa air dengan kassa steril, pastikan tali pusat sudah benar-benar bersih dan kering

d.      Setelah di bersihkan, tali pusat tidak dibungkus. 

8.      Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir. Keuntungan: Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu. 

9.      Bereskan alat. 

10.  Cuci tangan.

 

MATERI

TEKNIK MENYUSUI

A.    Pengertian Teknik Menyusui

            Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem, 2009)

            Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2010,)

            Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus  memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).

            Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan memperkuat refleks menghisap bayi.

            Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusui.

B.     Posisi Dan Perlekatan Menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-s0GKcGJ9GixpMxwug-Fuk1KTjXQLykNUsqTNodRtSPniVJVDChTEjXJHYi5NYdqSjf8frzJGfYdjkAtVNUGhYEwfIxKB2avOG0yH0MSNWpcwoDQgkDejuQljLbYL73_jBq0VgAgMeq4/s1600/image001.png

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6qpfmZ5S_YeduR0CzT9gjxzNxgk-ICCDvYDO1TVJ2SLH-4-EXDJNnQg76bQS046EVy8JSVNUH4c114DGwSkt20vxGhFhL7vY1dulkweXXLPl0DoeXfsgxcmDOWCFMkWHSwAqqpUsODVw/s320/image002.png

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidemNWJdIrycacAqy6QLsdJykwgCP8RProG_zuBIZ2hR6DqJ7H0I-BWG9E0J96GBt3Ew9AGP7PoKNy4fEqD7Of1pIzchs0rwZZXJrVe3ZFzU9qm-1HU5XnJk3T__r2quWhqxnrnkcVZuw/s320/image003.pngGambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

           

            Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwZU2QkGgt8b25wxntvhCZ00Ldv0gJf7CYJvfYV84eNQcxjpNyUBbIozw5kcGyW53Fh_sbG2FvsSlqUKtH18d-i8Zh_M_vlq5zM9_e0E5bDoWKJpDMpO_wZn3dcub8hx4q5jTXbtKh35k/s1600/image004.pngGambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFGDVw2sWBQir_Yz4rTKMpMKbr3h50NTSxdbuKP47FV4eH23IckUGHzL_zmgwF7q2D6vVe66sBwLqCGpQkaeyfbvtgQ_aGnk4qeX3IK8nuZ2Hm5HeGkd2Ox5qMa4Gr-m5jmBVq4YiKIMM/s320/image005.pngGambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtswCM3yDGj2grhx8xg9fQaTn14jubtdaCaYRHpyeLQ8eNsrAAASiuptnrGghdEbXXfuZ5r2f_COd8I95FrjntGIAhsIUkwBWY8jDMA7j6WQKgtsza1jlJ-ynCFmpn_kD1VUfsP2Dzc9Q/s320/image006.pngGambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqSYdGG3__cfhXCuwuOQgR2meOhfeaOk6miOR9QGaxOC2AEuT3PV9hHA9bIu6sHXcxwRWAlpXPLCT5tKXvgHWjwqgoz-5zyarTJMe4D6KJYe_5uGhsf8dwhEagxH8vL0ZAKS3m9K87KTo/s1600/image007.pngGambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfT0Dc-DFBKHznbCYxtUJe9Im_jGqNExqYy9dlntzHAt6JvGK3bS-5Hr3cwU2GhKhdvxbswmzcPY89XEly7AKmJKFKCherSRkxekR5dKSTXp55t3Rrv1oeHTL7WdS5vzrtpzYBJEQKwro/s1600/image008.pngGambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

 

 

C.     Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI

Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan:

1.      Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epital yang lepas tidak menumpuk.

2.      Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.

3.      Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

 

D.    Langkah –Langkah Menyusui Yang Benar

1.      Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.

2.      Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting

3.      Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu.  Jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar

4.      Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bayi membuka lebar.

5.      Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.

6.      Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.

7.      Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar.

8.      Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain supaya ASI berhenti keluar.

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGMES3LShqSpiNHgm9caP9nGgi2UsfecoMj4d2zk2a0p5DugpClrTYkC36frTwDVkUrmpe2jmYkdWjrLa-kFoONAYm2wKVBkRnhU0AvhQ3Oh2b5TaAKz6l50x8cScHJ__jWh4Y-b-bo3U/s1600/image009.png

Gambar 9. Cara meletakan bayi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI7y66NmzCopc1w3L9t-w-4gLl3H52PeulgZWYyKqys0i2Hw5QQooK_3Hs927Si8w6z0Nm17QH_P5W8uh2RbHifRZVetRHHi6Alv7q2Fh0Gmx_uI0AXuYoghyphenhyphengJxaP2sSjKoei-VET8r4/s1600/image010.png

Gambar 10. Cara memegang payudara

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSFYumhdfIpGSzDxJ8zZjLkQvmvqYcguEoYylsHSSy_v6_5ghRPi1bWqyfkvCTTIm_EL9PgqSTGw1i2hMioHCvBe0M4MyQpHMla_Y6A83hjI76l10OF7teMyDi1EWZ4aeHkyP9iEisxN0/s320/image011.pngGambar 11. Cara merangsang mulut bayi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYlbh2wRvUb-Oj_bcQDF7DVZ8H7wPanUaxsUEwO56ZP6grprGdaflrFm12dHdgrxMpAV3R1H2xL4RQCM_ysGGKkbztqdJPrnmeiHyMg6D46qM484bsHDZVP4gi_1q2hdhS_3PCs3pigWw/s1600/image012.png

Gambar 12. Perlekatan benar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm3SLzxifGDVwgtrzIygf_woSQ2Lx4Njiesblv387zGyTNQ23WC2HW5h6cXuSHy_6LvecC-Qsnd9tXEZ4gTzbTnjc6pjqPmalNIVNA9nUum462VtpCKLZo7nXRAs9DO-vZ7e0BpMtRqMY/s1600/image013.pngGambar 13. Perlekatan salah

 

 

E.     Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar

            Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjut nya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

1.      Bayi tampak tenang.

2.      Badan bayi menempel pada perut ibu.

3.      Mulut bayi terbuka lebar.

4.      Dagu bayi menemel pada payudar ibu.

5.      Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak yang masuk.

6.      Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.

7.      Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola (tidak hanya putting saja), lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan lingkar aerola bawah.

8.      Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah

9.      Bibir bawah bayi melengkung keluar.

10.  Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

11.  Puting susu tidak terasa nyeri.

12.  Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

13.  Kepala bayi agak menengadah.

14.  Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai dengan berhenti sesaat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6aTo4iV63rioy8sERWslfqvkFu-mJNGZg7RYAHhQ_3tPUwCJoghOklVr0y2YhyphenhyphenXAn9KPp877E2t55uu6NsML2OQ2uVvJH2lCABsbda5p4HuydE_izAWh8CTe4YQbqunBDXYFrF4KQAmc/s320/image014.jpg

 

F.     Lama dan Frekuensi Menyusui

            Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

            Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.

            Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat. 

(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

No comments:

Post a Comment