Monday, November 19, 2018

Makalah Sistem Persarafan, Musculoskeletal, Integument, Komponen Homeostasis dan Lengkung Refleks

MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1





Di Susun Oleh:
Noor Putri Elliya
NIM:
1803064
Program Studi:
S1 Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG

2018



Anatomi Sistem Persarafan

     Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubungan dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran, dan ingatan. Fungsi sistem saraf adalah sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi, memproses informasi yang diterima, dan memberikan respon terhadap stimulasi.

A.    Sel Saraf (Neuron)

      Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas sebagai berikut.
1.      Badan sel (bagian sel saraf yang mengandung nukleus dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu).
2.      Dendrit (memilik struktur bercabang seperti pohon dan berbagai bentuk serta ukuran). Fungsinya sebagai menerima inpuls yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.
3.      Akson/Neurit (berbentuk penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang). Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
                  Berdasarkan  struktur dan fungsinya, yaitu:
1.      Saraf sensorik, berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat.
2.      Saraf motorik, mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap ransangan.
3.      Saraf asosiasi (penghubung) berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.
4.      Saraf adjustor, berfungsi sebagai penghubung saraf sensorik dan motorik di sumsum tulang belakang dan otak. 
B.     Sistem Saraf
      Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh system saraf pusat. System ini yang mengintergrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar.
1.      Otak Besar
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh, yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya.
2.      Otak Tengah
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok yang berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
3.      Otak Belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan varol (pons varol), otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata).
4.      Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang merupakan tali putih kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ketulang belakang. Fungsinya untuk menghubungkan impuls dari saraf sensorik keotak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik.
C.  Sistem Saraf Tepi
        Sistem saraf tepi merupakan bagian dari system saraf tubuh yang meneruskan rangsangan menuju system saraf pusat.  Karena itu, didalamnya terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (sarad eferen).
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi di bedakan menjadi dua, yaitu:
a.       System saraf sadar yang terdiri dari system saraf kepala dan system saraf tulang belakang.
b.      System saraf tak sadar yang terdiri saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
D.  Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
        Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Sistem Muskuloskeletal
Muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo (otot) dan skeletal (tulang). Ilmu yang mempelajari jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi dan ilmu yang mempelajari tulang kerangka tubuh adalah Osteologi.

A.    Anatomi Sistem Otot (Muskulus)
Otot merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk menggerakan kerangka tubuh sebagai tanda respon tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot di sebut alat gerak aktif  karena mampu berkontraksi.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari:
1.      Fascia, yaitu jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsinya mengelilingi otot, menyediakan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf.
2.      Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
3.      Tendon (urat otot) yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan bersifat liat. Tendon terbagi menjadi dua bagian yaitu origio (ketika otot berkontraksi maka kedudukan posisinya akan berubah) dan inersio (ketika otot berkonraksi maka tendo akan bergerak).
Adapun fungsi dari sistem otot tersebut.
1.      Menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut yang melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2.      Menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau duduk terhadap gaya gravitasi.
3.      Menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal.

a.       Ciri-ciri Sistem Otot
Otot memendek jika sedang berkontraksi. Kontraksi terjadi terjadi jika otot melakukan kegiatan. Sedangkan otot memanjang jika sedang berelaksasi. Relaksasi terjadi jika otot sedang beristirahat. Otot memilik 3 karakter, yaitu: Kontrakstilitas, Ekstensibilitas, dan Elastisitas.
b.      Jenis-jenis otot
Berdasarkan letaknya, otot dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.
1.      Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misal yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
2.      Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja tanpa sadar). Jenis          otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus,            serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan system sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
3.      Otot Jantung
      Otot jantung juga otot serat lintang involunter mempunyai struktur yang sama        dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat di jantung yang berkerja setiap saat          tanpa henti. Akan tetapi, otot jantung juga mempunyai waktu istirahat yaitu setiap           kali berdenyut. Mempunyai banyak inti sel yang terletak ditepi agak ke tengah.          Panjang sel antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.

      Berdasarkan geraknya, otot dibedakan menjadi:
1.      Otot antagonis (cara kerjanya dan gerak berlawanan).
Contoh:
a)      Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan otot trisep.
b)      Depressor (gerakan kebawah) dengan elevator (gerakan atas) misalnya gerakan kepala menunduk dan menengadah.
2.      Otot sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerja saling mendukung dan menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus. 

B.     Anatomi Sistem Rangka
        Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan sebagai tempat menempelnya otot. Rangka merupakan alat gerak pasif sebab hanya mengikuti kendali otot. Fungsi Rangka sebagai penyangga, penyimpanana mineral dan lipid, produksi sel darah, pelindung, dan penggerak.

a.       Jenis Tulang
·         Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:
1.      Tulang Rawan (Ksrtilago) terdiri dari Tulang Rawan Hyaline, Tulang Rawan Fibrosa, dan Tulang Rawan Elastik.
2.      Tulang sejati (Osteon). Secara mikroskopis tulang terdiri dari Sistem Harvers, Lamella, Lacuna, dan Kanalikuli.
·         Berdasarkan matriksnya, yaitu:
1.      Tulang Kompak (matriks yang padat dan rapat).
2.      Tulang Spons (matriksnya berongga).
·         Berdasarkan bentuknya terdiri dari:
1.      Ossa Longa (tulang pipa / panjang) contohnya os humerus.
2.      Ossa Brevia (tulang pendek) contohnya tulang pangkal kaki dan lengan.
3.      Ossa Plana (tulang pipih) contohnya tulang belikat dan tulang rusuk.
4.      Ossa Irregular (tulang tak beraturan) contohnya tulang belakang.
5.      Ossa Pneumatica (tulang berongga udara) contohnya os maxilla.
b.      Sel-sel Penyusun Tulang
1.      Osteoblast (sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan mengkresikan fosfatase).
2.      Osteosit (sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lindasan untuk pertukaran kimiawi).
3.      Osteoclast (sel yang dapat mengabsosbsi mineral dan matriks tulang).
c.       Organisasi Tulang Rangka
1.      Rangka Aksial (melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada).
a)      Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial.
b)      Tulang pendengaran (auditory), tulang yang terdiri dari 6 tulang.
c)      Tulang hyoid yaitu sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah yang tersusun dari 1 buah tulang.
d)     Tulang belakang (vertebra) yang terdiri dari 26 buah tulang.
e)      Tulang iga atau rusuk (costae) yang berjumlah 12 ruas tulang.
f)       Tulang dada (sternum) terdiri dari 3 buah tulang.
2.      Rangka Apendikular
Tulang rangka apendikular dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
a)      Ektremitas atas (tulang bahu dan gerak atas) yaitu tulang bahu terdiri dari 4 buah dan tulang anggota atas berjumlah 60 buah.
b)      Ektremitas bawah terdiri dari tulang panggul (pelvis) sebanyak 6 buah dan tulang anggota gerak bawah berjumlah 60 buah.
d.      Hubungan Antartulang
Terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1)      Sinartrosis (sendi mati).
2)      Amfiartosis (sendi kaku).
3)      Diartosis (sendi hidup).
Diartosis terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a)      Sendi Engsel (gerakan satu arah).
b)      Sendi Putar (gerakan berputar pada porosnya).
c)      Sendi Pelana (gerakan segala arah).
d)     Sendi Kondiloid atau Elipsoid (gerakan dua arah yaitu kanan dan kiri).
e)      Sendi Peluru (gerakan segala arah).
f)       Sendi Luncur (gerakan tubuh membungkuk dan mengeliat).
e.       Kelainan pada Sistem Muskuloskeletal
1)      Fraktura/patah tulang.
2)      Fisura/retak tulang.
3)      Gangguan tulang belakang berupa lordosis, kifosis, skoliosis.
4)      Osteoporosis.
5)      Rakhitis.
6)      Kram.
7)      Hipertropi.
8)      Atrofi.

Anatomi Sistem Integument

A.    Sistem Integument
        Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit disebut juga integument yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel dan jaringan pengikat (penunjang).
Adapun fungsi kulit sebagai proteksi (melindungi), absorbs (menyerap), kulit sebagai pengatur panas (regulasi), eksresi, persepsi, pembentukan figmen, keratinisasi, dan pembentukan vitamin D. 

1.      Lapisan Kulit
a.       Epidermis (Kulit Ari)
        Lapisan paling luar tediri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel yang terdiri dari: Stratum korneum, Stratum lusidum, Stratum granulosum, Stratum spinosum, Stratum spinosum, dan Stratum malpigi.

b.      Dermis (Kulit Jagat)
        Kulit jagat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Batas dermis yang sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subtukis, ketebalannya antara 0,5- 3 mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Lapisan dermis terdiri dari 2 lapisan, yaitu: lapisan papilla dan lapisan retikulosa.

c.       Hypodermis (Lapisan Bawah Kulit)
        Hypodermis terdiri atas jaringan pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis dan sel lemak. Dalam lapisannya terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan dibawahnya.

B.     Anatomi dan Fisiologi Rambut
        Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis, walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga di temukan pada tumbuhan. Rambut terdapat diseluruh kulit kecuali telapak tangan dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora, dan bibir. Terdapat 3 fase pertumbuhan rambut yaitu: fase pertumbuhan, fase peralihan, dan fase istirahat
 Ada dua macam keratin rambut yaitu:
1.      Keratin lunak yang terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada bagian medulla rambut.
2.      Keratin keras yang terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
Rambut terdiri dari medulla yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras.
1.      Medulla (bagian tengah rambut).
2.      Kortex (bagian terbesar dari rambut).
3.      Kutikula (membran tipis).
Adapun fungsi rambut, yaitu:
1.      Melindungi kulit dari pengaruh buruk, alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung menyaring udara pada hidung.
2.      Sebagi pengatur suhu.
3.      Pendorong penguapan keringat.
4.      Indera peraba yang sensitif.

C.     Anatomi dan Fisiologi Kuku
        Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Fungsi utama dari kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh.

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:
1.      Matriks kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2.      Dinding kuku merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
3.      Dasar kuku merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4.      Alur kuku merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
5.      Akar kuku merupakan bagian proksimal kuku.
6.      Lempeng kuku merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
7.      Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup kulit.
8.      Eponikium merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9.      Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas menebal.

HOMEOSTASIS
A.    Definisi Homeostasis
       Homeostasis adalah Kondisi statis dinamis internal tubuh yang relatif dipertahankan secara konstan terhadap berbagai rangsang.Mekanisme homeostasis penting bagi kelangsungan hidup dan fungsi normal sel. Setiap sel dgn kerjanya yg spesifik selalu mempertahankan homeostasis.
            Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam homeostasis, yaitu:
1.      Sistem tertutup - Keseimbangan statis (Di mana keadaan dalam yang tidak berubah seperti botol tertutup).
2.      Sistem terbuka - Keseimbangan dinamik (Di mana keadaan dalam yang konstan walaupun sistem ini terus berubah contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun).


Faktor yang diubah homeostasis, yaitu:        
a.       Konsentrasi Nutrien
b.      Konsentrasi O2 dan CO2
c.       Konsentrasi Zat sisa
d.      pH
e.       Konsentrasi garam, air, elektrolit
f.       Volume dan Tekanan
g.      Suhu

Fungsi Homeostasis, yaitu:
1.      Menstabilkan cairan disekitar sel-sel oranisme multi sel atau cairan extrasel (CES) (Siagian, 2008).
2.      Untuk kelangsungan hidup sel.
3.      Memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai jumlah dan habitat yang lebih luas.
4.      Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam badan organisme) yang stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
5.      Memungkinkan kadar metabolisme diatur secara efisien pada saat tertentu.
6.      Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum.

B.     Umpan Balik
Umpan balik pada homeostasis ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1.       Umpan Balik Negatif yaitu Perubahan variabel terkontrol mencetuskan respon yang melawan perubahan awal sehingga mengembalikan parameter kearah normal. Contoh pada saat keadaan panas,badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.

2.      Umpan Balik Positif  yaitu Perubahan variabel terkontrol memicu respon ke arah yang sama sehingga perubahan semakin besar. Contohnya adalah pada saat demam,badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.




C.     Lengkung Refleks
       Lengkung refleks adalah jalur yang dilewati proses reflex/ gerak refleks.Rangsangan yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan di dalam ataupun di luar tubuh akan menimbulkan respon yang berwujud sebagai perilaku manusia. Reaksi tubuh terhadap suatu ransangan yang melibatkan sistem saraf disebut reflex. Peristiwa reflex terjadi melelui mekanisme yang melalui jalur tertentu. Jalur reflex tersebut bila dibuat gambar bagan urutan peristiwa yang terjadi di reseptor, saraf eferen, medulla spinalis sebagai saraf pusat, saraf eferen dan fektor akan terlihat sebagai jalur yang melengkung. Dengan demikian jalur yang dilalui proses reflex sering disebut Lengkung Refleks (Reflex Arc).


Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling sederhana terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Suatu reseptor, yang peka terhadap suatu macam rangsangan.
2.      Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat (medula spinalis atau batang otak), dan mengadakar synapsis.
3.      Suatu neuron eferen (motorik) yang dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4.      Suatu alat efektor, yang merupekan tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.

DAFTAR PUSTAKA
Kris, Anakardian. (2017). Anatomi Fisiologi dan Biokimia Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pongrekum, Pratiwi. Lengkung Refleks dan Gerak Refleks. 08 Juli 2010. https://prastiwisp.wordpress.com/2010/07/08/lengkung-refleks-reflex-arc-dan-gerak-refleks/
Muzaki, Ahmad. Pengertian Homeostasis. 19 April 2014. http://ahmadmuzaki47.blogspot.com/2014/04/pengertian-homeostasis-ialah.html


No comments:

Post a Comment