MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1
Di Susun Oleh:
Noor Putri Elliya
NIM:
1803064
Program Studi:
S1 Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
Anatomi Sistem Persarafan
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling
berhubungan dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran, dan ingatan. Fungsi
sistem saraf adalah sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi,
memproses informasi yang diterima, dan memberikan respon terhadap stimulasi.
A.
Sel
Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel
yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas
sebagai berikut.
1.
Badan
sel (bagian sel saraf yang mengandung nukleus dan tersusun pula sitoplasma yang
bergranuler dengan warna kelabu).
2.
Dendrit
(memilik struktur bercabang seperti pohon dan berbagai bentuk serta ukuran).
Fungsinya sebagai menerima inpuls yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut
dibawa menuju ke badan sel saraf.
3.
Akson/Neurit
(berbentuk penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang). Akson berperan
dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan
kelenjar.
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, yaitu:
1.
Saraf
sensorik, berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat.
2.
Saraf
motorik, mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap ransangan.
3.
Saraf
asosiasi (penghubung) berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dengan sel
saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat.
4.
Saraf
adjustor, berfungsi sebagai penghubung saraf sensorik dan motorik di sumsum
tulang belakang dan otak.
B.
Sistem
Saraf
Seluruh aktivitas tubuh manusia
dikendalikan oleh system saraf pusat. System ini yang mengintergrasikan dan
mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan
dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar.
1.
Otak
Besar
Otak besar
merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh
aktivitas tubuh, yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian,
daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya.
2.
Otak
Tengah
Otak tengah
manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok yang berfungsi menyampaikan
impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan
mata.
3.
Otak
Belakang
Otak belakang
terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan
permukaanya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu:
jembatan varol (pons varol), otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan (medula
oblongata).
4.
Sumsum
Tulang Belakang
Sumsum tulang
belakang merupakan tali putih kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju
ketulang belakang. Fungsinya untuk menghubungkan impuls dari saraf sensorik
keotak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik.
C. Sistem Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi merupakan bagian dari system saraf tubuh yang meneruskan rangsangan menuju
system saraf pusat. Karena itu, didalamnya
terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (sarad
eferen).
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi di bedakan
menjadi dua, yaitu:
a.
System
saraf sadar yang terdiri dari system saraf kepala dan system saraf tulang
belakang.
b.
System
saraf tak sadar yang terdiri saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
D. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem
saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan
organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot
polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Sistem
Muskuloskeletal
Muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo (otot) dan skeletal (tulang).
Ilmu yang mempelajari jaringan otot-otot tubuh adalah Myologi dan ilmu yang
mempelajari tulang kerangka tubuh adalah Osteologi.
A.
Anatomi
Sistem Otot (Muskulus)
Otot merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk menggerakan kerangka tubuh
sebagai tanda respon tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot di sebut alat
gerak aktif karena mampu berkontraksi.
Gabungan
otot berbentuk kumparan dan terdiri dari:
1.
Fascia,
yaitu jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsinya mengelilingi
otot, menyediakan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur bergerak satu
sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf.
2.
Ventrikel
(empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
3.
Tendon
(urat otot) yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
bersifat liat. Tendon terbagi menjadi dua bagian yaitu origio (ketika otot
berkontraksi maka kedudukan posisinya akan berubah) dan inersio (ketika otot
berkonraksi maka tendo akan bergerak).
Adapun fungsi dari sistem
otot tersebut.
1.
Menghasilkan
gerakan pada tulang tempat otot tersebut yang melekat dan bergerak dalam bagian
organ internal tubuh.
2.
Menopang
rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau duduk
terhadap gaya gravitasi.
3.
Menghasilkan
panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
a.
Ciri-ciri
Sistem Otot
Otot memendek jika sedang
berkontraksi. Kontraksi terjadi terjadi jika otot melakukan kegiatan. Sedangkan
otot memanjang jika sedang berelaksasi. Relaksasi terjadi jika otot sedang
beristirahat. Otot memilik 3 karakter, yaitu: Kontrakstilitas, Ekstensibilitas,
dan Elastisitas.
b.
Jenis-jenis
otot
Berdasarkan letaknya, otot
dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.
1.
Otot
Rangka
Otot rangka
merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan
melekat pada rangka, misal yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
2.
Otot
Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja tanpa
sadar). Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan system sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.
3.
Otot
Jantung
Otot jantung juga otot serat lintang
involunter mempunyai struktur yang sama dengan
otot lurik. Otot ini hanya terdapat di jantung yang berkerja setiap saat tanpa henti. Akan tetapi, otot jantung
juga mempunyai waktu istirahat yaitu setiap kali
berdenyut. Mempunyai banyak inti sel yang terletak ditepi agak ke tengah. Panjang sel antara 85-100 mikron dan
diameternya sekitar 15 mikron.
Berdasarkan geraknya, otot dibedakan
menjadi:
1.
Otot
antagonis (cara kerjanya dan gerak berlawanan).
Contoh:
a)
Ekstensor
(meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan otot
trisep.
b)
Depressor
(gerakan kebawah) dengan elevator (gerakan atas) misalnya gerakan kepala
menunduk dan menengadah.
2.
Otot
sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerja saling mendukung dan
menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator
teres dan pronator kuadrus.
B.
Anatomi
Sistem Rangka
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang
terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan sebagai tempat menempelnya otot.
Rangka merupakan alat gerak pasif sebab hanya mengikuti kendali otot. Fungsi
Rangka sebagai penyangga, penyimpanana mineral dan lipid, produksi sel darah, pelindung,
dan penggerak.
a.
Jenis
Tulang
·
Berdasarkan
jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:
1.
Tulang
Rawan (Ksrtilago) terdiri dari Tulang Rawan Hyaline, Tulang Rawan Fibrosa, dan
Tulang Rawan Elastik.
2.
Tulang
sejati (Osteon). Secara mikroskopis tulang terdiri dari Sistem Harvers, Lamella,
Lacuna, dan Kanalikuli.
·
Berdasarkan
matriksnya, yaitu:
1.
Tulang
Kompak (matriks yang padat dan rapat).
2.
Tulang
Spons (matriksnya berongga).
·
Berdasarkan
bentuknya terdiri dari:
1.
Ossa
Longa (tulang pipa / panjang) contohnya os humerus.
2.
Ossa
Brevia (tulang pendek) contohnya tulang pangkal kaki dan lengan.
3.
Ossa
Plana (tulang pipih) contohnya tulang belikat dan tulang rusuk.
4.
Ossa
Irregular (tulang tak beraturan) contohnya tulang belakang.
5.
Ossa
Pneumatica (tulang berongga udara) contohnya os maxilla.
b.
Sel-sel
Penyusun Tulang
1.
Osteoblast
(sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan mengkresikan
fosfatase).
2.
Osteosit
(sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lindasan untuk pertukaran kimiawi).
3.
Osteoclast
(sel yang dapat mengabsosbsi mineral dan matriks tulang).
c.
Organisasi
Tulang Rangka
1.
Rangka
Aksial (melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada).
a)
Tengkorak
(cranium), yaitu tulang yang tersusun
dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial.
b)
Tulang
pendengaran (auditory), tulang yang
terdiri dari 6 tulang.
c)
Tulang
hyoid yaitu sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah yang tersusun dari
1 buah tulang.
d)
Tulang
belakang (vertebra) yang terdiri dari
26 buah tulang.
e)
Tulang
iga atau rusuk (costae) yang
berjumlah 12 ruas tulang.
f)
Tulang
dada (sternum) terdiri dari 3 buah
tulang.
2.
Rangka
Apendikular
Tulang
rangka apendikular dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
a)
Ektremitas
atas (tulang bahu dan gerak atas) yaitu tulang bahu terdiri dari 4 buah dan
tulang anggota atas berjumlah 60 buah.
b)
Ektremitas
bawah terdiri dari tulang panggul (pelvis) sebanyak 6 buah dan tulang anggota
gerak bawah berjumlah 60 buah.
d.
Hubungan
Antartulang
Terdapat
tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
1)
Sinartrosis
(sendi mati).
2)
Amfiartosis
(sendi kaku).
3)
Diartosis
(sendi hidup).
Diartosis
terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a)
Sendi
Engsel (gerakan satu arah).
b)
Sendi
Putar (gerakan berputar pada porosnya).
c)
Sendi
Pelana (gerakan segala arah).
d)
Sendi
Kondiloid atau Elipsoid (gerakan dua arah yaitu kanan dan kiri).
e)
Sendi
Peluru (gerakan segala arah).
f)
Sendi
Luncur (gerakan tubuh membungkuk dan mengeliat).
e.
Kelainan
pada Sistem Muskuloskeletal
1)
Fraktura/patah
tulang.
2)
Fisura/retak
tulang.
3)
Gangguan
tulang belakang berupa lordosis, kifosis, skoliosis.
4)
Osteoporosis.
5)
Rakhitis.
6)
Kram.
7)
Hipertropi.
8)
Atrofi.
Anatomi Sistem
Integument
A.
Sistem
Integument
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang
menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar.
Kulit disebut juga integument yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu
jaringan epitel dan jaringan pengikat (penunjang).
Adapun
fungsi kulit sebagai proteksi (melindungi), absorbs (menyerap), kulit sebagai
pengatur panas (regulasi), eksresi, persepsi, pembentukan figmen, keratinisasi,
dan pembentukan vitamin D.
1.
Lapisan
Kulit
a.
Epidermis
(Kulit Ari)
Lapisan paling luar tediri atas lapisan
epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit.
Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel yang terdiri dari:
Stratum korneum, Stratum lusidum, Stratum granulosum, Stratum spinosum, Stratum
spinosum, dan Stratum malpigi.
b.
Dermis
(Kulit Jagat)
Kulit jagat bersifat ulet dan elastis
yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Batas dermis yang sukar
ditentukan karena menyatu dengan lapisan subtukis, ketebalannya antara 0,5- 3
mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen
jaringan pengikat. Lapisan dermis terdiri dari 2 lapisan, yaitu: lapisan papilla
dan lapisan retikulosa.
c.
Hypodermis
(Lapisan Bawah Kulit)
Hypodermis terdiri atas jaringan
pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis dan sel lemak. Dalam
lapisannya terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini
mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap
jaringan dibawahnya.
B.
Anatomi
dan Fisiologi Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang
tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari epidermis, walaupun berasal dari
folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang
disebut trikoma, juga di temukan pada tumbuhan. Rambut terdapat diseluruh kulit
kecuali telapak tangan dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki,
penis, labia minora, dan bibir. Terdapat 3 fase pertumbuhan rambut yaitu: fase
pertumbuhan, fase peralihan, dan fase istirahat
Ada dua macam keratin rambut yaitu:
1.
Keratin
lunak yang terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu
pada bagian medulla rambut.
2.
Keratin
keras yang terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
Rambut
terdiri dari medulla yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula
yang terdiri dari keratin keras.
1.
Medulla
(bagian tengah rambut).
2.
Kortex
(bagian terbesar dari rambut).
3.
Kutikula
(membran tipis).
Adapun
fungsi rambut, yaitu:
1.
Melindungi
kulit dari pengaruh buruk, alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung menyaring udara pada hidung.
2.
Sebagi
pengatur suhu.
3.
Pendorong
penguapan keringat.
4.
Indera
peraba yang sensitif.
C.
Anatomi
dan Fisiologi Kuku
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut
yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.
Fungsi utama dari kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat
saraf, serta mempertinggi daya sentuh.
Kuku adalah
bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku terdiri dari:
1.
Matriks
kuku merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2.
Dinding
kuku merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
3.
Dasar
kuku merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4.
Alur
kuku merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
5.
Akar
kuku merupakan bagian proksimal kuku.
6.
Lempeng
kuku merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
7.
Lunula
merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk
bulan sabit, sering tertutup kulit.
8.
Eponikium
merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya menutupi bagian permukaan
lempeng kuku.
9.
Hiponikium
merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas menebal.
HOMEOSTASIS
A. Definisi Homeostasis
Homeostasis adalah Kondisi statis dinamis internal
tubuh yang relatif dipertahankan secara konstan terhadap berbagai rangsang.Mekanisme
homeostasis penting bagi kelangsungan hidup dan fungsi normal sel. Setiap sel
dgn kerjanya yg spesifik selalu mempertahankan homeostasis.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan
atau mantap dalam homeostasis, yaitu:
1.
Sistem tertutup - Keseimbangan
statis (Di mana keadaan dalam yang tidak berubah seperti botol tertutup).
2.
Sistem terbuka - Keseimbangan
dinamik (Di mana keadaan dalam yang konstan walaupun sistem ini terus berubah
contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun).
Faktor yang diubah homeostasis, yaitu:
a.
Konsentrasi
Nutrien
b.
Konsentrasi
O2 dan CO2
c.
Konsentrasi
Zat sisa
d.
pH
e.
Konsentrasi
garam, air, elektrolit
f.
Volume
dan Tekanan
g.
Suhu
Fungsi
Homeostasis, yaitu:
1.
Menstabilkan
cairan disekitar sel-sel oranisme multi sel atau cairan extrasel (CES)
(Siagian, 2008).
2.
Untuk
kelangsungan hidup sel.
3.
Memungkinkan
organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai jumlah dan habitat
yang lebih luas.
4.
Menyediakan
keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam badan organisme) yang stabil supaya
sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
5.
Memungkinkan
kadar metabolisme diatur secara efisien pada saat tertentu.
6.
Memungkinkan
enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum.
B. Umpan Balik
Umpan balik pada homeostasis ini terbagi menjadi 2
bagian, yaitu:
1.
Umpan Balik Negatif yaitu Perubahan
variabel terkontrol mencetuskan respon yang melawan perubahan awal sehingga mengembalikan
parameter kearah normal. Contoh pada saat keadaan panas,badan akan diatur untuk
mengurangi panas badan.
2.
Umpan
Balik Positif yaitu Perubahan
variabel terkontrol memicu respon ke arah yang sama sehingga perubahan semakin
besar. Contohnya
adalah pada saat demam,badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan
virus.
C. Lengkung Refleks
Lengkung refleks adalah
jalur yang dilewati proses reflex/ gerak refleks.Rangsangan yang diakibatkan
oleh perubahan lingkungan di dalam ataupun di luar tubuh akan menimbulkan
respon yang berwujud sebagai perilaku manusia. Reaksi tubuh terhadap suatu ransangan
yang melibatkan sistem saraf disebut reflex. Peristiwa reflex terjadi melelui
mekanisme yang melalui jalur tertentu. Jalur reflex tersebut bila dibuat gambar
bagan urutan peristiwa yang terjadi di reseptor, saraf eferen, medulla spinalis
sebagai saraf pusat, saraf eferen dan fektor akan terlihat sebagai jalur yang
melengkung. Dengan demikian jalur yang dilalui proses reflex sering disebut
Lengkung Refleks (Reflex Arc).
Komponen-komponen utama suatu lengkungan refleks yang paling
sederhana terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
1.
Suatu reseptor, yang peka terhadap
suatu macam rangsangan.
2.
Suatu neuron aferen (sensorik) yang
dapat menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat (medula spinalis atau
batang otak), dan mengadakar synapsis.
3.
Suatu neuron eferen (motorik) yang
dapat mengantarkan impils-impuls ke perifer.
4.
Suatu alat efektor, yang merupekan
tempat terjadinya reaksi, dan yang dapat diwakili oleh suatu serat otot atau
sel kelenjar.
DAFTAR PUSTAKA
Kris,
Anakardian. (2017). Anatomi Fisiologi dan
Biokimia Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pongrekum,
Pratiwi. Lengkung Refleks dan Gerak
Refleks. 08 Juli 2010. https://prastiwisp.wordpress.com/2010/07/08/lengkung-refleks-reflex-arc-dan-gerak-refleks/
Muzaki,
Ahmad. Pengertian Homeostasis. 19
April 2014. http://ahmadmuzaki47.blogspot.com/2014/04/pengertian-homeostasis-ialah.html
No comments:
Post a Comment