Monday, November 19, 2018

Konsep Dasar Diet Klinik dalam Keperawatan

MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1





Di Susun Oleh:
Noor Putri Elliya
NIM:
1803064
Program Studi:
S1 Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG

2018



Konsep Dasar Diet Klinik

A.    Pengertian Diet Klinik
            Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu (Wariyono, 2010). Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi orang secara teratur setiap hari. Jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan atau menaikkan berat badan. Diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat badan, kondisi kesehatan dan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari.

B.     Pengertian Ilmu Diet
            Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/ sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi.

C.     Terapi Diet
            Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan penyembuhan. Tujuan terapi diet, yaitu:
1.      Memperoleh status gizi yang baik.
2.      Memperbaiki defisiensi gizi.
3.      Mengistirahatkan organ tubuh.
4.      Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan tubuh.
5.      Mengubah berat badan bila diperlukan.

D.    Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pengaturan Makanan Orang Sakit
1.      Psikologis
a.       Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari.
b.      Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll).
c.       Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll).
d.      Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak – putus asa.
e.       Putus asa à mual, hilang nafsu makan.
f.       Bentuk diit (cair, lunak à sesuai keadaan penyakit) à bahagia/cemas.
g.      Perawat à menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis.
2.      Sosial Budaya
a.       Orang sakit à kelompok berbeda, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup.
b.      Macam hidangan à netral.
c.       Kebiasaan makan bersama à perlu ditemani anggota keluarga.

3.      Keadaan Jasmani
a.       Jasmani pasien à menentukan konsistensi diet.
b.      Lemah, kesadaran menurun à diit khusus.
c.       Gangguan pernafasan à makan lebih lama.
d.      Tidak baik nafsu makan à porsi kecil, sering.
e.       Usia lanjut à porsi kecil, lunak.
f.       Penyakit kronis à perawatan lebih lama membawa masalah makan.
g.      Orang sakit à hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah.

4.      Keadaan Gizi Penderita
a.       Jarang dilakukan.
b.      Perawat memperoleh informasi pola makan dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap makanan.

E.     Dasar Penentuan Diet Bagi Orang Sakit
1.      Memenuhi kebutuhan gizi.
2.      Diet khusus berpola à makanan biasa.
3.      Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll).
4.      Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari.
5.      Bahan makanan yang dapat diterima.
6.      Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah, lazim dimakan.
7.      Pasien à tujuan diet.
8.      Diet khusus segera makanan biasa.
9.      Diet khusus à indikasi kuat dan memang diperlukan.
10.  Bisa makan mulut à berikan mulut.

F.      Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien mencakup:
1.      Pelayanan medis: obat, tindakan bedah.
2.      Pelayanan/asuhan keperawatan.
3.      Pelayanan gizi/asuhan nutrisi.

G.    Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap:
1.      Assement atau pengkajian gizi.
2.      Penatalaksanaan pelayanan gizi.
3.      Implementasi pelayanan gizi.
4.      Monitoring dan evaluasi pelayanan  gizi.

H.    Penatalaksanaan Pelayanan Gizi
            Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien diperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut:
1.      Data awal.
2.      Identitas       
3.      Subyektif.
4.      Obyektif.
5.      Assesment.
6.      Planning/Penatalaksanaan.

I.       Diet Gizi Seimbang
            Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai (Wariyono, 2010).
Cara memilih bahan makanan sesuai dengan jumlah yang dianjurkan:
1.      Bahan makanan pokok
      Dalam menyusun komposisi makanan diperlukan pengetahuan bahan makanan, karena nilai gizi bahan makanan dalam tiap golongan tidak sama. Di antara makanan pokok, jenis padi-padian seperti beras, jagung, dan gandum mempunyai kadar protein lebih tinggi (7-11%) dari pada umbi-umbian sebagai makanan pokok, harus disertai makanan lauk dalam jumlah lebih besar daripada bila menggunakan padi-padian sebagai sumber karbohidrat.

2.      Golongan lauk
      Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani, seperti daging, ayam, ikan, udang dan telur mengandung protein dengan nilai biologi lebih tinggi dari pada lauk nabati. Daging merah, hati limpa, kuning telur, dan ginjal merupakan sumber zat besi yang mudah di absorpsi. Ikan terutama bila dimakan dengan tulangnya (ikan teri), disamping itu merupakan sumber kalsium. Ikan dan telur lebih murah daripada daging dan ayam.
     
      Secara keseluruhan lauk hewani merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, niasin, vitamin B6, B12, zat besi, seng, magnesium dan selenium. Kacang-kacangan dalam bentuk kering atau hasil olahannya, Walaupun mengandung protein dengan nilai biologi sedikit lebih rendah daripada lauk hewani karena mengandung lebih sedikit asam amino esensial metionim, merupakan sumber protein yang baik. Kekurangan metionin dapat diisi oleh bahan makanan lain yang kaya akan metionin seperti beras dan sereal lain.

3.      Golongan sayuran
      Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat, serta tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A berupa beta karoten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat dan vitamin C.
      Sayuran tidak berwarna seperti labu asam, ketimun, nangka dan rebung tidak banyak mengandung zat besi. Memakannya hanya untuk kenikmatan, dianjurkan sayuran yang dimakan tiap hari terdiri dari campuran sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna jingga.

4.      Golongan buah
      Buah berwarna kuning seperti mangga, papaya, dan pisang kaya akan provitamin A, sedangkan buah kecut seperti jeruk, gandaria, jambu biji, dan rambutan kaya akan vitamin C, karena umumnya buah dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan sumber vitamin C. secara keseluruhan buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan serat. Buah tidak mengandung natrium, lemak (kecuali apokat), dan kolesterol.

5.      Susu dan hasil olahan susu
      Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna, sebagian besar zat gizi esensial ada dalam kandungan susu yaitu protein bernilai biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin (vitamin B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna.



J.       Rencana penyuluhan dan konsultasi gizi, misal: Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu: Standar Makanan Rumah Sakit
1.      Makanan Biasa
      Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak makanan khusus sehubungan dengan penyakitnya. Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

2.      Makanan Lunak
      Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi: 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

3.      Makanan Saring
Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan dalam jangka pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. Bahan makanan yang tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak.

4.      Makanan Cair
      Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya dibatasi selama 1–2 hari saja. Contoh:  teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau, sari buah, sirop.

5.      Makanan Lewat Pipa
Diberikan kepada penderita yang tidak bisa makan lewat mulut karena:
a.       Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah operasi mulut, tenggorokan dan gangguan saluran pencernaan.
b.      Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan margarin.
c.       Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet di hidung, lambung atau rektum.



K.    Makanan Yang Diberikan Dengan Cara Khusus
1.      Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll).

2.      Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding) > hidung > lambung.

3.      Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi > makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan.

4.      Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition operasi saluran pencernaan, luka parah.

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Di Semua Tahapan Usia
A.    Pengertian Angka Kecukupan Gizi
            Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier 2009).

            AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umum, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).
                            
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
1.      Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk.
2.      Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok.
3.      Perencanaan pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga permasyarakatan.
4.      Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para gtransmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil.
5.      Menilai kecukupan persediaan pangan nasional.
6.      Merencanakan program penyuluhan gizi.
7.      Mengembangkan produk pangan baru di industri.
8.      Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. (Almatsier 2009).

B.     Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi
Di samping kegunaan kecukupan gizi tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1.      Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2.      Ukuran dan komposisi tubuh.
3.      Jenis kelamin.
4.      Keadaan kesehatan tubuh.
5.      Keadaan fisiologis tubuh.
6.      Kegiatan fisik.
7.      Lingkungan.
8.      Mutu makanan.
9.      Gaya hidup.

C.     Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus
            Angka kecukupan gizi untuk kelompok khusus meliputi umur, pekerjaan kondisi hamil dan menyusui. Adapun prinsip dasar AKG untuk masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:
1.      Umur
      Pada usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Karena itu kebutuhan zat gizi tiap satuan berat badan relatif lebih tinggi dari kelompok umur lain. Contoh: Kebutuhan energi bayi/balita 100-120 kilo kalori per kilogram berat badan,sedangkan pada orang dewasa 40-50 kilokalori per kilogram berat badan. Kebutuhan protein bayi/balita: 2-2.5 gram/kilogram berat badan. Dari contoh ini terlihat, bahwa makin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilogram berat badannya.

2.      Aktivitas
      Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari.Makin berat aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi pula, terutama energy. Contoh: Seorang pria dewasa dengan pekerjaaan ringan, membutuhkan energi 2800 kilokalori. bila bekerja berat, ia membutuhkan energi 3600 kilokalori.

3.      Jenis Kelamin
      Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada usia dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya. Contoh: Laki-laki dewasa dengan aktivitas ringan membutuhkan energi dan protein masing-masing 2800 kilokalori dan 55 gram protein, sedangkan pada wanita dewasa dengan aktvitas ringan membutuhkan 2050 kilokalori dan 48 gram protien. Kebutuhan zat besi pada wanita 2 kali kebutuhan zat besi laki-laki. Perbedaan kebutuhan zat besi ini karena fungsi kodrati yaitu haid.

4.      Kondisi Khusus (hamil dan menyusui)
      Pada masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi pada wanita meningkat karena disebabkan beberapa hal, antara lain: Metabolisme meningkat Konsumsi makanan juga meningkat untuk kebutuhan diri sendiri, bayi yang dikandung dan persiapan produksi ASI.

D.    Angka Kecukupan Gizi Kelompok Lain
            Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan faktor geografi dan ekologi, sehingga perlu ada penyesuaian untuk keadaan demikian. Terutama yang menyangkut kebutuhan zat gizi mikro.
Contoh:
1.      Penduduk di daerah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi perlu mengkonsumsi lebih banyak makanan sumber vitamin dan mineral.

2.      Seseorang yang sehari-hari bekerja di lingkungan radiasi, kebutuhan semua zat gizi tentu lebih tinggi daripada seseorang yang bekerja di lingkungan tanpa radiasi.

3.      Penduduk di daerah pegunungan yang dingin, kecukupan energi, vitamin dan mineral tentu lebih tinggi dari penduduk di daerah pesisir yang panas.

Daftar Pustaka
Dr.Suparyanto. Konsep Dasar Diet Gizi Seimbang. 27 Januari 2011. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/01/konsep-dasar-diet-gizi-seimbang.html
Alcsukajaya. Konsep Diet Dalam Keperawatan. 10 Juni 2012. http://alcsukajaya.blogspot.com/2012/06/konsep-diet-dalam-keperawatan.html
Syeifi, Latifah. Makalah Gizi Masyarakat AKG. 3 Desember 2013. http://latifahsyeifi.blogspot.com/2013/12/makalah-gizi-masyarakat-akg.html

No comments:

Post a Comment