MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN 1
Di Susun Oleh:
Noor Putri Elliya
NIM:
1803064
Program Studi:
S1 Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
Konsep
Dasar Diet Klinik
A.
Pengertian Diet Klinik
Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang
atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal
individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu (Wariyono, 2010). Diet adalah makanan dan minuman yang
dikonsumsi orang secara teratur setiap hari. Jumlah
dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan
atau menaikkan berat badan. Diet
yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat badan, kondisi kesehatan dan
banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari.
B.
Pengertian Ilmu
Diet
Cabang
ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan
sehat/ sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi.
C.
Terapi
Diet
Bagian
dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan
penyembuhan. Tujuan terapi diet, yaitu:
1.
Memperoleh status gizi yang baik.
2.
Memperbaiki defisiensi gizi.
3.
Mengistirahatkan organ tubuh.
4.
Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan
tubuh.
5.
Mengubah berat badan bila
diperlukan.
D.
Faktor-faktor yang Harus
Diperhatikan Dalam Pengaturan Makanan Orang Sakit
1.
Psikologis
a.
Memisahkan dari kebiasaan kehidupan
sehari-hari.
b.
Memasuki lingkungan yang masih asing
(dokter dll).
c.
Perubahan makanan (macam, cara
hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll).
d.
Rasa tidak senang, rasa takut karena
sakit, ketidakbebasan bergerak – putus asa.
e.
Putus asa à mual,
hilang nafsu makan.
f.
Bentuk diit (cair, lunak à sesuai
keadaan penyakit) à bahagia/cemas.
g.
Perawat à menjelaskan,
mengurangi tekanan psikologis.
2.
Sosial Budaya
a.
Orang sakit à kelompok
berbeda, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup.
b.
Macam hidangan à netral.
c.
Kebiasaan makan bersama à perlu
ditemani anggota keluarga.
3.
Keadaan Jasmani
a.
Jasmani pasien à menentukan
konsistensi diet.
b.
Lemah, kesadaran menurun à diit
khusus.
c.
Gangguan pernafasan à makan
lebih lama.
d.
Tidak baik nafsu makan à porsi
kecil, sering.
e.
Usia lanjut à porsi
kecil, lunak.
f.
Penyakit kronis à perawatan
lebih lama membawa masalah makan.
g.
Orang sakit à hapal
makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah.
4.
Keadaan Gizi Penderita
a.
Jarang dilakukan.
b.
Perawat memperoleh informasi pola
makan dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap makanan.
E.
Dasar Penentuan Diet Bagi Orang
Sakit
1.
Memenuhi kebutuhan gizi.
2.
Diet khusus berpola à makanan
biasa.
3.
Diet khusus fleksibel (kebiasaan,
kesukaan, kepercayaan dll).
4.
Mempertimbangkan pekerjaan
sehari-hari.
5.
Bahan makanan yang dapat diterima.
6.
Bahan makanan alami, mudah didapat,
mudah diolah, lazim dimakan.
7.
Pasien à tujuan
diet.
8.
Diet khusus segera makanan biasa.
9.
Diet khusus à indikasi
kuat dan memang diperlukan.
10. Bisa makan mulut à berikan mulut.
F.
Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan yang diberikan
pada pasien mencakup:
1.
Pelayanan medis: obat, tindakan bedah.
2.
Pelayanan/asuhan keperawatan.
3.
Pelayanan gizi/asuhan nutrisi.
G.
Proses pelayanan gizi rawat inap dan
rawat jalan terdiri atas 4 tahap:
1.
Assement atau pengkajian gizi.
2.
Penatalaksanaan pelayanan gizi.
3.
Implementasi pelayanan gizi.
4.
Monitoring dan evaluasi
pelayanan gizi.
H.
Penatalaksanaan Pelayanan Gizi
Dalam
merencanakan pelayanan gizi untuk pasien diperlukan data-data yang harus
dikumpulkan dan sebagai berikut:
1.
Data awal.
2.
Identitas
3.
Subyektif.
4.
Obyektif.
5.
Assesment.
6.
Planning/Penatalaksanaan.
I.
Diet Gizi Seimbang
Diet
gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu
hamil yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan dalam jumlah dan
proprosi yang sesuai (Wariyono, 2010).
Cara memilih bahan makanan sesuai
dengan jumlah yang dianjurkan:
1.
Bahan makanan pokok
Dalam menyusun komposisi makanan
diperlukan pengetahuan bahan makanan, karena nilai gizi bahan makanan dalam
tiap golongan tidak sama. Di antara makanan pokok, jenis padi-padian seperti
beras, jagung, dan gandum mempunyai kadar protein lebih tinggi (7-11%) dari
pada umbi-umbian sebagai makanan pokok, harus disertai makanan lauk dalam
jumlah lebih besar daripada bila menggunakan padi-padian sebagai sumber
karbohidrat.
2.
Golongan lauk
Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk
hewani dan nabati. Lauk hewani, seperti daging, ayam, ikan, udang dan telur
mengandung protein dengan nilai biologi lebih tinggi dari pada lauk nabati.
Daging merah, hati limpa, kuning telur, dan ginjal merupakan sumber zat besi
yang mudah di absorpsi. Ikan terutama bila dimakan dengan tulangnya (ikan
teri), disamping itu merupakan sumber kalsium. Ikan dan telur lebih murah
daripada daging dan ayam.
Secara keseluruhan lauk hewani merupakan
sumber protein, fosfor, tiamin, niasin, vitamin B6, B12, zat besi, seng,
magnesium dan selenium. Kacang-kacangan dalam bentuk kering atau hasil
olahannya, Walaupun mengandung protein dengan nilai biologi sedikit lebih
rendah daripada lauk hewani karena mengandung lebih sedikit asam amino esensial
metionim, merupakan sumber protein yang baik. Kekurangan metionin dapat diisi
oleh bahan makanan lain yang kaya akan metionin seperti beras dan sereal lain.
3.
Golongan sayuran
Sayuran merupakan sumber vitamin A,
vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat, serta tidak mengandung
lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga
seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A berupa beta
karoten daripada sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna disamping itu kaya
akan kalsium, zat besi, asam folat dan vitamin C.
Sayuran tidak berwarna seperti labu asam,
ketimun, nangka dan rebung tidak banyak mengandung zat besi. Memakannya hanya
untuk kenikmatan, dianjurkan sayuran yang dimakan tiap hari terdiri dari
campuran sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna jingga.
4.
Golongan buah
Buah berwarna kuning seperti mangga,
papaya, dan pisang kaya akan provitamin A, sedangkan buah kecut seperti jeruk,
gandaria, jambu biji, dan rambutan kaya akan vitamin C, karena umumnya buah
dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan sumber vitamin C. secara
keseluruhan buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan serat. Buah
tidak mengandung natrium, lemak (kecuali apokat), dan kolesterol.
5.
Susu dan hasil olahan susu
Susu merupakan makanan alami yang hampir
sempurna, sebagian besar zat gizi esensial ada dalam kandungan susu yaitu
protein bernilai biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin
(vitamin B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar
kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam
saluran cerna.
J.
Rencana penyuluhan dan konsultasi
gizi, misal: Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu: Standar Makanan
Rumah Sakit
1.
Makanan Biasa
Makanan biasa diberikan kepada penderita
yang tidak makanan khusus sehubungan dengan penyakitnya. Susunan makanan sama
dengan makanan orang sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang
atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup energi,
protein dan zat-zat gizi lain.
2.
Makanan Lunak
Makanan lunak diberikan kepada penderita
sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang
tidak terlalu tinggi: 37,5 C–38 C.
Menurut
keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau
merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan
ini mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang.
Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
3.
Makanan Saring
Diberikan
kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut,
termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan
suhu badan > 39 C serta pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit
makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan dalam
jangka pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. Bahan
makanan yang tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak.
4.
Makanan Cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan
sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran
menurun, dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut. Makanan ini
diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan
sisa. Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian hanya dibatasi selama 1–2 hari
saja. Contoh: teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau, sari buah,
sirop.
5.
Makanan Lewat Pipa
Diberikan
kepada penderita yang tidak bisa makan lewat mulut karena:
a.
Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia
nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah operasi mulut, tenggorokan
dan gangguan saluran pencernaan.
b.
Makanan diberikan berupa sari buah
atau cairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan margarin.
c.
Cairan hendaknya dapat dimasukkan
melalui pipa karet di hidung, lambung atau rektum.
K.
Makanan Yang Diberikan Dengan Cara
Khusus
1.
Tidak dapat makan melalui mulut
(penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker
mulut, faring, oesopagus, koma dll).
2.
Pemberian makanan lewat pipa melalui
mulut (nasogastric feeding) > hidung > lambung.
3.
Pemberian makanan melalui
gastrostomi dan jejunostomi > makan langsung kelambung/jejunum melalui
pembedahan.
4.
Pemberian makanan melalui pembuluh
darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition operasi saluran
pencernaan, luka parah.
Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Di Semua Tahapan
Usia
A.
Pengertian
Angka Kecukupan Gizi
Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang
berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir
semua orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal
yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat (Almatsier
2009).
AKG
yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umum, gender, aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti
kehamilan dan menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang
dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang
digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk
tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:
1.
Merencanakan
dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk.
2.
Menginterpretasikan
data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok.
3.
Perencanaan
pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah,
industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga
permasyarakatan.
4.
Menetapkan
standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat; membantu para
gtransmigrasin dan penduduk yang ditimpa bencana alam serta memberi makanan
tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil.
5.
Menilai
kecukupan persediaan pangan nasional.
6.
Merencanakan
program penyuluhan gizi.
7.
Mengembangkan
produk pangan baru di industri.
8.
Menetapkan
pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. (Almatsier 2009).
B.
Faktor Yang Mempengaruhi Kecukupan Gizi
Di samping kegunaan kecukupan gizi
tersebut yang mempunyai beberapa keterbatasan. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1.
Tahap
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2.
Ukuran
dan komposisi tubuh.
3.
Jenis
kelamin.
4.
Keadaan
kesehatan tubuh.
5.
Keadaan
fisiologis tubuh.
6.
Kegiatan
fisik.
7.
Lingkungan.
8.
Mutu
makanan.
9.
Gaya
hidup.
C.
Angka Kecukupan Gizi Kelompok Khusus
Angka
kecukupan gizi untuk kelompok khusus meliputi umur, pekerjaan kondisi hamil dan
menyusui. Adapun prinsip dasar AKG untuk masing-masing kelompok adalah sebagai
berikut:
1.
Umur
Pada
usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Karena itu
kebutuhan zat gizi tiap satuan berat badan relatif lebih tinggi dari kelompok
umur lain. Contoh: Kebutuhan energi bayi/balita 100-120 kilo kalori per
kilogram berat badan,sedangkan pada orang dewasa 40-50 kilokalori per kilogram
berat badan. Kebutuhan protein bayi/balita: 2-2.5 gram/kilogram berat
badan. Dari contoh ini terlihat, bahwa makin bertambah umur, kebutuhan zat
gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilogram berat badannya.
2.
Aktivitas
Kebutuhan
zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan sehari-hari.Makin
berat aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi makin tinggi pula, terutama
energy. Contoh: Seorang pria dewasa dengan pekerjaaan ringan, membutuhkan
energi 2800 kilokalori. bila bekerja berat, ia membutuhkan energi 3600
kilokalori.
3.
Jenis
Kelamin
Kebutuhan
zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada usia
dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh komposisi tubuh dan
jenis aktivitasnya. Contoh: Laki-laki dewasa dengan aktivitas ringan
membutuhkan energi dan protein masing-masing 2800 kilokalori dan 55 gram
protein, sedangkan pada wanita dewasa dengan aktvitas ringan membutuhkan 2050
kilokalori dan 48 gram protien. Kebutuhan zat besi pada wanita 2 kali
kebutuhan zat besi laki-laki. Perbedaan kebutuhan zat besi ini karena
fungsi kodrati yaitu haid.
4.
Kondisi
Khusus (hamil dan menyusui)
Pada
masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi pada wanita meningkat karena
disebabkan beberapa hal, antara lain: Metabolisme meningkat Konsumsi
makanan juga meningkat untuk kebutuhan diri sendiri, bayi
yang dikandung dan persiapan produksi ASI.
D.
Angka Kecukupan Gizi Kelompok Lain
Angka kecukupan gizi yang disusun belum mempertimbangkan
faktor geografi dan ekologi, sehingga perlu ada penyesuaian untuk keadaan
demikian. Terutama yang menyangkut kebutuhan zat gizi mikro.
Contoh:
1.
Penduduk
di daerah perkotaan dengan tingkat polusi tinggi perlu mengkonsumsi lebih
banyak makanan sumber vitamin dan mineral.
2.
Seseorang
yang sehari-hari bekerja di lingkungan radiasi, kebutuhan semua zat gizi tentu
lebih tinggi daripada seseorang yang bekerja di lingkungan tanpa radiasi.
3.
Penduduk
di daerah pegunungan yang dingin, kecukupan energi, vitamin dan mineral tentu
lebih tinggi dari penduduk di daerah pesisir yang panas.
Daftar Pustaka
Dr.Suparyanto. Konsep
Dasar Diet Gizi Seimbang. 27 Januari 2011. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/01/konsep-dasar-diet-gizi-seimbang.html
Alcsukajaya. Konsep
Diet Dalam Keperawatan. 10 Juni 2012. http://alcsukajaya.blogspot.com/2012/06/konsep-diet-dalam-keperawatan.html
Syeifi,
Latifah. Makalah Gizi Masyarakat AKG.
3 Desember 2013. http://latifahsyeifi.blogspot.com/2013/12/makalah-gizi-masyarakat-akg.html
No comments:
Post a Comment